1.    Lower Management ( Supervisory Management )

Lower Management / Supervisory Management merupakan level manajemen yang mengontrol operasional harian organisasi dan melaksanakan perencanaan yang dibuat Manajemen Tingkat Menengah (Middle Management). Keputusan yang dibuat Lower Management ini biasanya bersifat jangka pendek.

Keputusan yang dibuat Level Lower Management memerlukan informasi yang mudah didefinisikan misalnya informasi tentang status dan aktifitas organisasi yang sedang berjalan. Sebagai contoh, informasi yang dibutuhkan untuk memutuskan apakah perlu dilakukan persediaan ulang (restock) dari inventory. Informasi untuk melakukan persediaan ulang (restock) inventory secara umum ditampilkan dalam bentuk laporan rinci yang mengandung informasi spesifik mengenai aktifitas rutin organisasi.

2.    Middle Management ( Tactical Management ), Deal with Semistructured Decision

Middle Management / Tactical Management merupakan level manajemen yang membutuhkan informasi yang bersifat ringkasan/summary. Informasi yang dibutuhkan meliputi data review, ringkasan/summarization, dan data hostori untuk membantu perencanaan dan pengontrolan operasional organisasi dan penerapan kebijakan yang telah dirumuskan oleh Management Level Atas (upper management). Keputusan yang dibuat Middle Management ini biasanya bersifat jangka menengah dan mencakup lebih banyak pengalaman/experience.

Middle Management kadang disamakan dengan level pengambil keputusan Taktis/Tactical Decision Maker yang biasanya berhubungan dengan semistructured decision. semistructured decision merupakan keputusan/decision yang terdiri dari beberapa prosedur terstruktur dan struktur yang sebelumnya belum didefinisikan. Contoh semistructure decision yaitu misalnya menentukan berapa jumlah unit dari produk spesifik harus berada di bagian inventory.

3.    Top Management, title : CEO, COO, CFO, CIO

Top Management biasanya berhubungan dengan keputusan yang dibuat untuk cakupan yang sangat luas dan bersifat jangka panjang. Sebutan-sebutan untuk level manajemen ini seperti Chief Executive Officer (CEO), Chief Operating Officer (COO), Chief Financial Officer (CFO), Chief Information Officer (CIO), dan banyak lagi sebutan lainnya. Keputusan yang dibuat level manajemen ini biasanya tak-terduga/unpredictable, memiliki cakupan yang luas, meramalkan masa depan, dan bukan hanya menyangkut aktifitas masa lalu atau aktifitas organisasi yang sedang berjalan.

Sistem Informasi Manajemen pada organisasi harus bisa menyajikan informasi kepada Top Management sesuai kebutuhan dalam bentuk periodic report, event-initiated report, dan on-demand report. Keputusan utama yang dibuat oleh Top Management ini mengarah langsung kepada :

–        Perencanaan Strategis, misalnya berapa pertumbuhan perusahaan yang harus dianggarkan, dan pangsa pasar mana yang harus pertama kali ditangani.

–        Alokasi Sumberdaya, misalnya memutuskan apakah harus membangun atau menyewa untuk kantor, apakah harus menambah anggaran untuk iklan, atau apakah harus merekrut pegawai baru.

–        Perumusan Kebijakan, misalnya menentukan kebijakan perusahaan dalam hal penentuan insentif untuk karyawan dan perekrutan pegawai secara terbatas.

Top Management biasanya disebut juga dengan Strategic Decision Maker/Pengambil Keputusan Strategis. Keputusan yang diambil bersifat tak-terstruktur/unstructured misalnya mementukan target lima tahun kedepan bagi organisasi, mengevaluasi sumberdaya financial masa depan, memutuskan tindakan yang harus dilakukan organisasi terhadap tindakan yang dilakukan oleh kompetitor/saingan.

Referensi  :  dari berbagai sumber di internet